Memeriahkan penghujung Ramadan, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Siak mengadakan festival lampu colok di Kecamatan Sungai Apit. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Dahlan, kegiatan tersebut guna merebut piala bergilir Golkar Siak dan uang tunai bagi pemenang satu hingga empat.
"Berdasarkan data kita, telah belasan peserta yang akan mengikuti lomba. Artinya, cukup tinggi antusiasme mengiktui festival budaya tersebut," ujar Dahlan.
Ketua DPD II PG Siak H Azwar, menegaskan, pada festival kali ini, ada yang berbeda. Dalam acara pembukaannya, juga akan digelar buka puasa bersama dan santapan rohani yang dihadiri Ketua DPD PG Riau H Indra Muklis Adnan.
"Gelaran festival ini kita lakukan, selain untuk melestarikan budaya masyarakat setempat yang cukup menyedot perhatian, juga untuk mengingatkan bahwa Ramadan sudah berada di penghujung waktu," ujar Azwar.
Sesuai pesan agama bahwa di Bulan Ramadan ini terdapat malam yang baik dari 1.000 bulan dan Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di sepuluh malam terakhir, malam baik itu biasa muncul dan dirasakan bagi yang mendapatkan keberkahannya.
Tapi sayangnya festival ini dilaksanakan oleh salah satu partai politik yang sudah tentunya ingin memperlihatkan kepedulian terhadap budaya melayu, yang ujung-ujungnya ingin memperoleh simpati dari masyrakat menjelang pilkada april mendatang. seharusnya kegiatan seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah karna, ini merupakan warisan nenek moyang kita dari dulu.Jika tidak ada perhatian dari pemerintah siapa lagi. OK lah tahun ini bisa saja partai politik yang menjadi sponsor kegiatan, tetapi saya yakin ini hanya karna merek semua ingin mendapatkan dukungan. Dan saya yakin setelah masa pilkada berlalu kegiatan ini akan kehilangan sponsor seperti tahun ini. Kita harus malu dengan pemerintah kabupaten tetangga ang selalu menjadikan malam tujuh liko sebagai kegiatan wajib dilaksanakan setiap tahun dan selalu di dukung oleh pemdanya. Semoga Kedepannya Pemda lebih peduli akan kelestarian budaya melayu ini.
Share
"Berdasarkan data kita, telah belasan peserta yang akan mengikuti lomba. Artinya, cukup tinggi antusiasme mengiktui festival budaya tersebut," ujar Dahlan.
Ketua DPD II PG Siak H Azwar, menegaskan, pada festival kali ini, ada yang berbeda. Dalam acara pembukaannya, juga akan digelar buka puasa bersama dan santapan rohani yang dihadiri Ketua DPD PG Riau H Indra Muklis Adnan.
"Gelaran festival ini kita lakukan, selain untuk melestarikan budaya masyarakat setempat yang cukup menyedot perhatian, juga untuk mengingatkan bahwa Ramadan sudah berada di penghujung waktu," ujar Azwar.
Sesuai pesan agama bahwa di Bulan Ramadan ini terdapat malam yang baik dari 1.000 bulan dan Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di sepuluh malam terakhir, malam baik itu biasa muncul dan dirasakan bagi yang mendapatkan keberkahannya.
Tapi sayangnya festival ini dilaksanakan oleh salah satu partai politik yang sudah tentunya ingin memperlihatkan kepedulian terhadap budaya melayu, yang ujung-ujungnya ingin memperoleh simpati dari masyrakat menjelang pilkada april mendatang. seharusnya kegiatan seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah karna, ini merupakan warisan nenek moyang kita dari dulu.Jika tidak ada perhatian dari pemerintah siapa lagi. OK lah tahun ini bisa saja partai politik yang menjadi sponsor kegiatan, tetapi saya yakin ini hanya karna merek semua ingin mendapatkan dukungan. Dan saya yakin setelah masa pilkada berlalu kegiatan ini akan kehilangan sponsor seperti tahun ini. Kita harus malu dengan pemerintah kabupaten tetangga ang selalu menjadikan malam tujuh liko sebagai kegiatan wajib dilaksanakan setiap tahun dan selalu di dukung oleh pemdanya. Semoga Kedepannya Pemda lebih peduli akan kelestarian budaya melayu ini.
